Sebelum kereta api terakhir. - - Seorang wanita duduk dengan kepala menunduk di atas katil bunga di pinggir bandar. - - Dia kelihatan seperti sedang tidur. - - Seluar dalam merah jambu terang sedang mengintai dari belakang kakinya yang terbentang dari skirt mininya. - - Setelah menemui sasaran saya untuk malam itu, saya diam-diam menekan keinginan yang semakin meningkat di bahagian bawah badan saya. - - Letakkan suara lembut dan tanya sama ada anda baik-baik saja. - - Dia tiba-tiba teringat sesuatu dan mengeluarkan sesuatu seperti botol dari begnya. - - Ia adalah wiski. - - Dia mempunyai senyuman yang tidak bersalah dan retorik yang tidak peduli. - - Nampaknya terdapat banyak ●. - - Apabila saya berpura-pura bimbang, dia berkeras bahawa dia boleh pulang sendirian. - - Sebaliknya, apabila saya berpaling, dia berkata, "Jangan biarkan saya kesepian..." - Ia sama sekali tidak koheren. - - Nampaknya dia tidak begitu memahami situasi yang dia hadapi. - Akhirnya, nampaknya ia akan bocor, bolehkah saya membocorkannya di sini? - - Sambil dia mengerang sambil menggoyangkan badannya, saya bergegas membawanya ke rumahnya. - - Dia berkata dia seorang pelajar dan mula meminum wiski dan memberikannya dari mulut ke mulut. - - Walaupun saya telah membayar sepenuhnya, saya kecewa dengan tingkah laku yang terlalu berani. - - Semasa berbuat demikian, dia tertidur tanpa dapat menarik nafas. - - Dia meraba-raba badannya perlahan-lahan, tetapi tiada tanda untuk bangun. - - Sambil menahan keterujaan dan rasa ingin tahu saya yang semakin meningkat, saya menolak mainan ke dalam mulut seorang wanita kecil yang telah membuka seluar dalamnya...