Subjek pengambilan gambar pertama hari ini adalah "Aku juga telah memutuskan untuk bekerja! - "Mana-chan, 22 tahun", seorang mahasiswi yang berbicara dengan ceria. - Dia memiliki senyum yang sangat manis dan merupakan seorang gadis cantik yang ekspresinya menunjukkan - kepribadiannya yang baik. - Dia sepertinya menikmati bermain dengan teman-temannya, dan dia tidak punya pacar saat ini. - Namun, ketika perburuan pekerjaannya selesai dan dia punya waktu luang, sepertinya rasa penasarannya hilang - telah ditekan sampai sekarang, mulai muncul. - Dia mengumpulkan keberaniannya dan melamar pemotretan kali ini - Sepertinya ini adalah pertama kalinya berhubungan seks dengan pria yang baru kutemui, dan perlahan-lahan aku mengendurkan tubuhku yang kaku. - - Apa dia tidak terbiasa dipuji? - "Kamera.. Memalukan.. Hampir saja (tertawa)." - Saat tangan pria menyentuh bagian sensitifnya dan memperlihatkan kulit segar yang awet muda, rasa malunya juga meningkat - .. Yaa.. Hmmm!" - Kuun..” Dia mulai mengeluarkan suara lucu seperti anak anjing, dan ketika dia menjilat payudaranya begitu banyak hingga melunak, tubuh bagian bawahnya bergerak-gerak. - - Apakah dia suka dijilat? - - Setelah sofanya kotor dan nyaman, dia akan melayani tubuh pria itu dengan hati-hati. - - "Besar.. bolehkah aku menjilatnya?" - - ] Menarik keterkejutannya pada ayam besar yang disodorkan di depannya, namun merayapi lidahnya dengan senyuman penuh kasih sayang. - - Suara guppo guppo dan cabul terdengar dari mulutnya, dan kemaluannya dibuat keras dengan tangannya yang jahat. - - Dan dia meletakkannya di sofa dan memasukkan ereksinya sesuai permintaannya bahwa dia menyukai posisi misionaris. - - "..Hm! - ! - Uuu ah! - Ayo! - ! - Iku! - ! - ! - 'Akarnya yang keras terasa sangat enak sehingga jika pistonnya dipercepat sedikit, dia akan hilang sebelum waktunya. - - "Tidak, tidak, tidak, tidak! - - ! - - Ayo pergi! - - ! - - Dingin! - - ! - - ! - - ’ Dia mencapai klimaks lagi dan lagi dengan reaksi menggembirakan yang menghentakkan pinggulnya. - - Dia mengerahkan seluruh kekuatannya ke dalam tubuhnya saat dia mati, dan meskipun kakinya kram dalam perjalanan, kesenangannya tidak berhenti. - - Dalam serangan dari belakangnya, dia memperlihatkan sosok mati seperti udang yang mendarat, dan kebodohannya terungkap. - - Dia berakhir dengan wajah tertutup air mani dan senyum lebarnya.